20 SIFAT-SIFAT ALLAH DAN ARTINYA DALAM AL-QUR'AN LENGKAP
Audzubillaah himinasy’syaithaanir-rajiim.
Bismillaah-hirrahmaa- nirrahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Sebagai umat islam, sudah tentu kita
harus mempelajari tentang ilmu ketauhidan. Hal-hal yang berkaitan dengan Rukun Islam,
Rukun Iman. Selain itu juga harus mengetahui
sifat-sifat Allah Ta’ala.
Ada yang mengatakan Allah berada
diatas Arsy, ada yang mengatakan Allah berada dimana-mana. Hal ini sebenarnya
tidak perlu dipertentangkan, intinya bahwa Allah itu tidak sama dengan makhluk.
Kalau makhluk memiliki tempat, dan dapat bergerak kemana-mana, memilki
wujud.
Banyak orang yang mencoba
mempelajari dan menggali sifat-sifat Allah, dan berujung orang tersebut menjadi
gila.
Sifat Allah ini harus diterima
dengan iman dan tidak untuk diperdebatkan.
Setelah mengetahui 20 sifat-sifat
Allah ini, silahkan cerna sendiri dan diterima dengan iman dan taqwa.
Allah Maha Sempurna, sifat wajib Allah Ta’ala sebenarnya sangatlah banyak.
Namun berdasarkan dalil-dalil (baik dalil naqli atau ‘aqli), sifat yang
diketahui secara umum berjumlah 20 sifat.
Apakah sifat wajib 20 membatasi
kesempurnaan Allah?
Jawabannya adalah bahwa sifat 20 itu
tidak membatasi kesempurnaan Allah yang tidak terbatas. Justru sifat wajib 20
itu merupakan sifat-sifat pokok kesempurnaan Allah yang tidak terbatas
jumlahnya, yang tidak mampu diketahui oleh manusia secara menyeluruh. Imam
as-Sanusi dalam Syarh Umm al-Barahain menjelaskan:
“Kitab Asal (Umm al-Barahain) berisyarat
dengan huruf مِنْ tab'idiyah untuk menunjukkan, bahwa sifat-sifat Allah
Azza wa jalla tidak terbatas pada 20 sifat ini, sebab kesempurnaan-Nya tidak
terbatas, namun ketidakmampuan mengetahui sifat-sifat yang tidak terjelaskan
oleh dalil 'aqli dan naqli membuat kita tidak disiksa karenanya, berkat
anugerah Allah Ta'ala.”
Sifat Wajib Klasifikasi Sifat Mustahil
1
Wujud : Ada Nafsiah Adam : Tiada
2
Qidam : Terdahulu Salbiah
Huduts : Baru
3
Baqa : Kekal Salbiah
Fana : Berubah-ubah (akan binasa)
4
Mukhalafatuhuh lihawadits Salbiah Mumatsalatuhu
lilhawadits : Sama
: Berbeda dengan makhluknya dengan makhluknya
5
Qiamuhu binafsih : Berdiri sendiri Salbiah Qiamuhu bighairih :
Berdirinya dgn yg lain
6
Wahdadiyat : Esa (satu) Salbiyah Ta’addud : Lebih dari satu
7
Qudrat : Kuasa Ma’ani Aizun : Lemah
8
Iradat : Berkehendak (berkemauan) Ma’ani Karahah
: Tidak berkemauan (terpaksa)
9
Ilmun : Mengetahui Ma’ani
Jahlun : Bodoh
10
Hayat : Hidup Ma’ani
Al-Maut : Mati
11
Sama’ : Mendengar Ma’ani
Shummun : Tuli
12
Basar : Melihat Ma’ani
Al-Umyu : Buta
13
Kalam : Berbicara Ma’ani
Al-Bukmu : Bisu
14
Qaadiran : Berkuasa Ma’nawiyah Ajizan : Lemah
15
Muriidan : Berkehendak menentukan Ma’nawiyah Mukrahan :Tidak menentukan
(terpaksa)
16
‘Aliman : Mengetahui Ma’nawiyah Jahilan : Yang bodoh
17
Hayyan : Hidup Ma’nawiyah
Mayitan : Keadaannya yang mati
18
Sami’an : Mendengar Ma’nawiyah
Ashamma : Tuli
19
Bashiiran : Melihat Ma’nawiyah
A’maa : Keadaannya yang buta
20
Mutakaliman : Berbicara Ma’nawiyah Abkam : Bisu
Ada
pun sifat-sifat ke 14-20 sesungguhnya merupakan bentuk Subyektif/Pelaku dari
Sifat nomor 7-13 yaitu:
14. Qoodirun:
Yang Memiliki sifat Qudrat.
15. Muriidun: Yang Memiliki Sifat Iroodah.
16. “˜Aalimun: Yang Mempunyai Ilmu.
17. Hayyun: yang Hidup.
18. Samii’un: Yang Mendengar.
19. Bashiirun: Yang Melihat.
20. Mutakallimun: Yang Berkata-kata.
15. Muriidun: Yang Memiliki Sifat Iroodah.
16. “˜Aalimun: Yang Mempunyai Ilmu.
17. Hayyun: yang Hidup.
18. Samii’un: Yang Mendengar.
19. Bashiirun: Yang Melihat.
20. Mutakallimun: Yang Berkata-kata.
Berikut penjelasan 20 sifat-sifat
Allah dan artinya:
1.
Wujud =
Ada
Sifat Allah Ta’ala yang pertama
adalah wujud yang berarti Ada. Maksudnya Allah itu zat yang pasti ada. Dia
berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun. Dan tidak ada Tuhan selain
Allah Ta’ala.
Bukti bahwa adanya Allah adalah
terciptanya alam semesta dan juga makhluk hidup. Hal ini juga dijelaskan dalam
ayat-ayat di Al-Quran:
Surat 32 As-Sajdah ayat 4 :
Allahul-ladzii khalaqas-samaawaati wal ardha wamaa bainahumaa
fii sittati ai-yaamin tsummaastawa 'alal 'arsyi maa lakum min duunihi min
walii-yin walaa syafii'in afalaa tatadzakkaruun(a)
"Allah-lah yang
menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. tidak ada bagi kamu selain
daripada-Nya seorang penolongpun, dan tidak (pula) seorang pemberi syafaat.
Maka apakah kamu tidak memperhatikan?." – (QS.As-Sajdah 32:4)
Surat 20 Thaha ayat 14:
Innanii anaallahu laa ilaha ilaa anaa faa'budnii
wa-aqimish-shalaata lidzikrii
"Sesungguhnya Aku
ini adalah Allah, tidak ada Ilah (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat, untuk mengingat Aku." – (QS.Thaha 20:14)
Jadi Allah itu Wujud: Ada, mustahil Adam (tiada), karena jika Allah tiada,
siapa yang menciptakan alam semesta beserta isinya?
2.. Qidam =
Terdahulu
Allah Ta’ala juga memiliki sifat
Qidam yang berarti terdahulu. Dialah Sang Pencipta yang menciptakan alam
semesta berserta isinya. Sebagai pencipta tentunya Allah telah ada lebih dahulu
dari apapun yang diciptakannya. Tidak ada pendahulu atau permulaan bagi Allah
Ta’ala.
Dalam Al-Quran surat 57 Al-Hadit
ayat 3 dijelaskan:
Huwal au-walu wal-aakhiru wazh-zhaahiru wal baathinu wahuwa
bikulli syai-in 'aliimun.
"Dialah Yang Awal
dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu."
Jadi Allah itu Qidam: Terdahulu, mustahil
Huduts : Baru, jika Allah itu
baru, maka yang terdahulu siapa?
3. Baqa’ = Kekal
Baqa’ berarti kekal. Maksudnya Allah
itu Maha Kekal. Tidak akan punah, binasa ataupun mati. Tiada akhir bagi Allah
Ta’ala. Dia akan tetap ada selamanya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran
surat 55 Ar-Rahman ayat 26-27 :
Kullu man 'alaihaa faanin.
Wayabqa wajhu rabbika dzuul jalali wal-ikraam(i).
Semua yang ada di bumi
itu akan binasa."
"Dan tetap kekal
Wajah Rabb-mu, yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." – (QS.55:26-27)
Surat 28 Al-Qashash ayat 88:
Walaa tad'u ma'allahi ilahan aakhara laa ilaha ilaa huwa kullu
syai-in haalikun ilaa wajhahu lahul hukmu wa-ilaihi turja'uun(a).
"Janganlah kamu
sembah, di samping (menyembah) Allah, ilah-ilah apapun yang lain. Tidak ada
Ilah (yang berhak disembah), melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa,
kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan." – (QS.28:88)
Jadi Allah itu Baqa’: Kekal, mustahil
Fana : Berubah-ubah (akan binasa), jika Allah
berubah-ubah/binasa, bagaimana mengurus segala sesuatunya?
4. Mukholafatul Lilhawaditsi =
Berbeda dengan makhluk ciptaanNya
Allah Ta’ala sudah pasti berbeda
dari makhluk ciptaanNya. Dialah dzat yang Maha Sempurna dan Maha Besar. Tidak
ada sesuatu pun yang menandingi atau menyerupai keagunganNya. Ini sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Quran:
Surat 112 Al-Ikhlas ayat
4:
Walam yakul(n) lahu kufuwan ahad(un)
"dan tidak ada
seorang (sesuatu)pun, yang setara dengan Dia." – (QS.112:4)
Surat 42
Asy-Syura ayat 11 :
Faathirus-samaawaati wal ardhi ja'ala lakum min anfusikum
azwaajan waminal an'aami azwaajan yadzra'ukum fiihi laisa kamitslihi syayun
wahuwassamii'ul bashiir(u)
"(Dia) Pencipta
langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan,
dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembang-biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia,
dan Dia-lah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Melihat." – (QS.Asy-Syura 42:11)
Jadi Allah
itu Mukhalafatuhuh
lihawadits:
Berbeda
dengan makhluk-Nya, mustahil Mumatsalatuhu lilhawadits : Sama dengan makhluknya, karena Allah yang menciptakan jenis dan
pasangan-pasangan untuk berkembang biak.
5. Qiyamuhu Binafsihi = Berdiri
sendiri
Allah itu berdiri sendiri. Allah
Ta’ala tidak bergantung pada apapun dan tidak membutuhkan bantuan siapapun.
Dalam al-Qur’an surat 29 Al-Ankabut
ayat 6 Allah berfirman:
Waman jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi innallaha
laghanii-yun 'anil 'aalamiin(a)
"Dan barangsiapa yang
berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam
semesta." – (QS.Al-Ankabut 29:6)
Surat 17 Al-Isra’ ayat 111 :
Waqulil hamdu lillahil-ladzii lam yattakhidz waladan walam yakun
lahu syariikun fiil mulki walam yakun lahu walii-yun minadz-dzulli wakabbirhu
takbiiran
"Dan katakanlah:
'Segala puji bagi Allah Yang tidak
mempunyai anak, dan tidak mempunyai
sekutu dalam kerajaan-Nya, dan tidak
mempunyai penolong (untuk menjaga-Nya) dari kehinaan, dan agungkanlah Dia
dengan pengagungan yang sebenar-benarnya'." – (QS.17:111)
Jadi Allah itu Qiamuhu binafsih
: Berdiri sendiri, mustahil Qiamuhu bighairih : Berdirinya dengan yang lain, Allah tidak
memerlukan sesuatu dari yang lain.
6. Wahdaniyah = Esa/Tunggal
Allah itu maha Esa atau Tunggal.
Maksudnya Tidak ada sekutu bagiNya . Dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam
semesta. Bukti keesakan Allah terletak dalam kalimat syahadat “Laa ilaha Illallah”
yang artinya “ Tiada Tuhan selain Allah”
Dijelaskan juga dalam FirmanNya di
Al-Quran surat 112 Al-Ikhlas ayat 1 :
Qul huwallahu ahad(un)
“Katakanlah Dialah Allah, Yang
Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas 112: 1)
Surat 21 Al-Anbiya ayat 22:
Lau kaana fiihimaa aalihatun ilaallahu lafasadataa
fasubhaanallahi rabbil 'arsyi 'ammaa yashifuun(a)
"Sekiranya ada di
langit dan di bumi ilah-ilah selain Allah, tentulah keduanya (langit dan bumi) itu sudah rusak
(dan) binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy (kedudukan yang sangat tinggi dan mulia), daripada apa
yang mereka sifatkan." – (QS.21:22)
Jadi Allah
itu Wahdadiyat: Esa (satu), mustahil Ta’addud
: Lebih dari satu,
karena jika lebih dari satu, maka langit dan bumi akan rusak dan binasa. Allah
memiliki kedudukan yang paling tinggi dari segalanya.
7. Qudrat = Berkuasa
Qudrat berarti Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah Ta’ala.
Dijelaskan dalam Al-Quran:
Surat 2 Al-Baqarah ayat 20 :
Yakaadul barqu yakhthafu abshaarahum kullamaa adhaa-a lahum
masyau fiihi wa-idzaa azhlama 'alaihim qaamuu walau syaa-allahu ladzahaba
bisam'ihim waabshaarihim innallaha 'ala kulli syai-in qadiirun.
"Hampir-hampir kilat
itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka,
mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan
mereka. Sesungguhnya, Allah berkuasa atas segala sesuatu." – (QS.2:20)
Jadi Allah
itu Qudrat: Berkuasa, mustahil Aizun : Lemah, karena Allah
mampu berbuat segala sesuatu.
8. Iradat = Berkehendak
Iradat adalah sifat Allah Ta’ala
yang berarti berkehendak. Maksudnya Allah itu maka menentukan segala sesuatu.
Apabila Allah berkehendak maka jadilah hal itu dan tidak seorang pun mampu
mencegahNya.
Surat 11 Hud ayat 107:
Khaalidiina fiihaa maa daamatis-samaawaatu wal ardhu ilaa maa
syaa-a rabbuka inna rabbaka fa'aaalun limaa yuriid(u).
"mereka kekal di
dalamnya, selama ada langit dan bumi, kecuali jika Rabb-mu menghendaki yang
(lain). Sesungguhnya Rabb-mu Maha Pelaksana, terhadap apa yang Dia
dikehendaki." – (QS.11:107)
Surat 36
Yasin ayat 82:
Innamaa amruhu idzaa araada syai-an an yaquula lahu kun
fayakuun(u)
"Sesungguhnya
perintah-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanya:
'Jadilah!', maka terjadilah ia." – (QS.36:82)
Jadi Allah itu Iradat:
Berkehendak (Berkemauan), mustahil Karahah : Tidak
berkemauan (terpaksa),
karena jika Allah berkehendak dan berkata: “Jadi, maka jadilah ia”.
9. ‘Ilmun = Mengetahui
‘ilmun artinya mengetahui. Maksudnya
Allah Ta’ala Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Baik yang tampak ataupun
disembunyikan. Dalam Al-Quran Surat 50 Qaf ayat 16 dijelaskan:
Walaqad khalaqnaa-insaana wana'lamu maa tuwaswisu bihi nafsuhu
wanahnu aqrabu ilaihi min hablil wariid(i)
"Dan sesungguhnya,
Kami telah menciptakan manusia, dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya,
dan Kami lebih (dekat) kepadanya daripada urat lehernya," – (QS.50:16)
Jadi Allah itu Ilmun:
Mengetahui, tidak mungkin Jahlun : Bodoh, karena Allah
yang menciptakan manusia, dan tahu apa yang dibisikkan hatinya.
10. Hayat = Hidup
Allah Ta’ala Maha Hidup. Tidak akan
pernah mati, binasa ataupun musnah. Dia kekal selama-lamanya. Sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Quran Surat al-Baqarah ayat 255 :
Allahu laa ilaha ilaa huwal hai-yul qai-yuumu laa ta'khudzuhu
sinatun walaa naumun lahu maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi man dzaal-ladzii
yasyfa'u 'indahu ilaa biidznihi ya'lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum
walaa yuhiithuuna bisyai-in min 'ilmihi ilaa bimaa syaa-a wasi'a
kursii-yuhus-samaawaati wal ardha walaa ya-uuduhu hifzhuhumaa wahuwal 'alii-yul
'azhiim(u)
"Allah, tidak ada
Ilah, melainkan Dia, Yang Hidup kekal, lagi terus-menerus mengurus
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya, apa yang di
langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa
ijin-Nya?. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi, lagi Maha Besar." –
(QS.2:255)
Surat 25 Al-Furqan ayat 58 :
Watawakkal 'alal hai-yil-ladzii laa yamuutu wasabbih bihamdihi
wakafa bihi bidzunuubi 'ibaadihi khabiiran
"Dan bertawakallah
kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan
memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya," –
(QS.25:58)
Surat 20 Thaha
ayat 11 :
Falammaa ataahaa nuudiya yaa muus(a)
"Maka ketika ia
datang ke tempat api itu, ia dipanggil (oleh Rabb-nya): 'Hai Musa." – (QS.20:11)
Jadi Allah itu Hayyat:
Hidup, mustahil Al-Maut : Mati, karena Allah
itu kekal terus menerus,
11. Sama’ = Mendengar
Allah Maha Mendengar. Baik yang
diucapkan ataupun yang disembunyikan dalam hati, Allah mengetahui. Pendengaran
Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu. Sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran
Surat 42 Asy-Syura ayat 11 :
Faathirus-samaawaati wal ardhi ja'ala lakum min anfusikum
azwaajan waminal an'aami azwaajan yadzra'ukum fiihi laisa kamitslihi syayun
wahuwassamii'ul bashiir(u)
"(Dia) Pencipta
langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan, dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula),
dijadikan-Nya kamu berkembang-biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Melihat." –
(QS. Asy-Syura 42:11)
Surat 5 Al-Maidah ayat 76
:
Qul ata'buduuna min duunillahi maa laa yamliku lakum dharran
walaa naf'an wallahu huwassamii'ul 'aliim(u)
"Katakanlah:
'Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi
mudharat kepadamu, dan tidak (pula) memberi manfaat'. Dan Allah-lah Yang Maha
Mendengar, lagi Maha Mengetahui." – (QS. Al-Maidah 5:76)
Surat 2 Al-Baqarah ayat 256 :
Laa ikraaha fiiddiini qad tabai-yanarrusydu minal ghai-yi faman
yakfur bith-thaaghuuti wayu'min billahi faqadiistamsaka bil 'urwatil wutsqa
laaanfishaama lahaa wallahu samii'un 'aliimun
"Tidak ada paksaan
untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya, telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut, dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya, ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat, yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar, lagi Maha
Mengetahui." – (QS.2:256)
Jadi Allah
itu Sama’: Mendengar, mustahil Shummun : Tuli, karena Allah
itu Mahamendengar lagi Mahamengetahui.
12. Bashar = Melihat
Bashar artinya melihat. Maksudnya
Allah itu Maha Melihat segala sesuatu. Pengelihatan Allah tidak terbatas, Dia
mengetahui apa-apa yang terjadi di langit dan di bumi. Walaupun hanya sehelai
daun yang jatuh.
Surat 49 Al-Hujurat ayat 18:
Innallaha ya'lamu ghaibas-samaawaati wal ardhi wallahu bashiirun
bimaa ta'maluun(a)
"Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan." – (QS.Al-Hujurat 49:18)
Surat 2 Al-Baqarah ayat 265 :
Wamatsalul-ladziina yunfiquuna amwaalahumuubtighaa-a
mardhaatillahi watatsbiitan min anfusihim kamatsali jannatin birabwatin
ashaabahaa waabilun faaatat ukulahaa dhi'faini fa-in lam yushibhaa waabilun
fathallun wallahu bimaa ta'maluuna bashiirun
"Dan perumpamaan
orang-orang yang membelanjakan hartanya, karena mencari keredhaan Allah, dan
untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran
tinggi, yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya, dua
kali lipat (banyaknya). Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis
(pun memadai). Dan Allah Maha Melihat, apa yang kamu perbuat." –
(QS.2:265)
Jadi Allah itu Basar:
Melihat, tidak mungkin Al-Umyu : Buta, karena Allah
Mahamelihat apa yang diperbuat makhluknya.
13. Kalam = Berfirman
Allah itu berfirman. Dia bisa
berbicara atau berkata-kata secara sempurna tanpa bantuan dari apapun. Terbukti
dari adanya firmanNya dalam kitab-kitab yang diturunkan lewat para nabi. Salah
satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah Ta’ala adalah Nabi Musa
‘alaihissalam. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surat 7 Al-A’raf ayat 143 :
Walammaa jaa-a muusa limiiqaatinaa wakallamahu rabbuhu qaala
rabbi arinii anzhur ilaika qaala lan taraanii walakiniinzhur ilal jabali
fa-iniistaqarra makaanahu fasaufa taraanii falammaa tajalla rabbuhu liljabali
ja'alahu dakkan wakharra muusa sha'iqan falammaa afaaqa qaala subhaanaka tubtu
ilaika waanaa au-walul mu'miniin(a)
"Dan tatkala Musa
datang untuk (munajat dengan Kami), pada waktu yang telah Kami tentukan, dan
Rabb telah berfirman (langsung kepadanya), berkatalah Musa: 'Ya Rabb-ku,
tampakkanlah (diri Engkau) kepadaku, agar aku dapat melihat kepada Engkau'.
Rabb berfirman: 'Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihat-Ku, tapi lihatlah
ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya, (sebagai sediakala) niscaya kamu
dapat melihat-Ku'. Tatkala Rabb-nya menampakkan diri kepada gunung itu,
dijadikannya gunung itu hancur luluh, dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah
Musa sadar kembali, dia berkata: 'Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada
Engkau, dan aku orang pertama-tama beriman'." – (QS.7:143)
Surat 4 An-Nisa’ ayat 164 :
Warusulaa qad qashashnaahum 'alaika min qablu warusulaa lam
naqshushhum 'alaika wakallamallahu muusa takliiman
"Dan (Kami telah
mengutus) rasul-rasul, yang sungguh Kami kisahkan tentang mereka kepadamu
dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan, tentang mereka kepadamu. Dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." – (QS.4:164)
Jadi Allah itu Kalam:
Berbicara, tidak mungkin Al-Bukmu : Bisu, sebagaimana
firman Allah yang berbicara kepada nabi Musa.
14. Qadiran = Berkuasa
Qadiran berarti berkuasa. Allah itu
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran Surat 2
Al-Baqarah ayat 20 :
Yakaadul barqu yakhthafu abshaarahum kullamaa adhaa-a lahum
masyau fiihi wa-idzaa azhlama 'alaihim qaamuu walau syaa-allahu ladzahaba
bisam'ihim waabshaarihim innallaha 'ala kulli syai-in qadiirun
"Hampir-hampir kilat
itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka,
mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti.
Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan
mereka. Sesungguhnya, Allah berkuasa atas segala sesuatu." – (QS.Al-Baqarah
2:20)
Surat 53 An-Najm ayat 42 :
Wa-anna ila rabbikal muntah(a)
"dan bahwasanya
kepada Rabb-mulah kesudahan (atau kembali segala sesuatu)," – (QS.53:42)
Jadi Allah itu Qaadiran:
Berkuasa, tidak mungkin Ajizan : Lemah, karena jika
Allah menghendaki, maka Allah bisa melenyapkan penglihatan dan pendengaran
makhluknya.
15. Muridan = Berkehendak
Allah Maha Berkendak atas segala
sesuatu. Bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bisa
menolak kehendakNya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan Surat 11 Hud ayat 107 :
Khaalidiina fiihaa maa daamatis-samaawaatu wal ardhu ilaa maa
syaa-a rabbuka inna rabbaka fa'aaalun limaa yuriid(u)
"mereka kekal di
dalamnya, selama ada langit dan bumi, kecuali jika Rabb-mu menghendaki yang
(lain). Sesungguhnya Rabb-mu Maha Pelaksana, terhadap apa yang Dia
dikehendaki." – (QS.Hud 11:107)
Jadi Allah itu Muriidan:
Berkehendak menentukan, mustahil Mukrahan :Tidak
menentukan (terpaksa),
karena Allah dapat berkehendak yang lain.
16. ‘Aliman = Mengetahui
Allah Maha mengetahui segala
sesuatu, baik yang ditampakkan ataupun disembunyikan. Tidak ada yang bisa
menandingi pengetahuan Allah yang Maha Esa. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat
58 Al-Mujadillah ayat 7 :
Alam tara annallaha ya'lamu maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi
maa yakuunu min najwa tsalaatsatin ilaa huwa raabi'uhum walaa khamsatin ilaa
huwa saadisuhum walaa adna min dzalika walaa aktsara ilaa huwa ma'ahum aina maa
kaanuu tsumma yunabbi-uhum bimaa 'amiluu yaumal qiyaamati innallaha bikulli
syai-in 'aliimun
"Tidakkan kamu
perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit, dan apa
yang ada di bumi. Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan
Dia-lah yang ke empatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan
Dia-lah yang ke enamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang
kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka, di manapun
mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat,
apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu." – (QS.Al-Mujadillah 58:7)
Banyak
sekali penjelasan Allah dalam Al-Qur’an tentang ‘Aliman ini, Antara lain dalam
surat :
Surat An-Naml
27:88,
Surat Al-Muzzammil
73:20,
Surat Al-Baqarah
2:148,
Surat Al-Ahqaf
46:8,
Surat At-Taghabun
64:8
Surat Al-Baqarah
2:261
Surat An-Nur
24:64
Surat An-Naml
27:6
Surat Al-Maidah
5:48
Surat Ibrahim
14:51
Surat Al-Baqarah
2:255
Surat Ali
Imran 3:153
Surat Al-Hujurat
49:18
Surat Al-Isra’
17:96
Surat At-Taghabun
64:4
Surat Al-Hadid
57:4
Surat Al-Baqarah
2:137
Surat Ali
Imran 3:29
Surat Al-Hajj
22:67
Surat An-Nisa’
4:128
Surat Al-Fatir
35:31
Surat An-Nisa’
4:170
Surat Fussilat
41:12
Surat Al-Ahzab
33:2
Surat Al-Maidah
5:97
Surat Al-Hujurat
49:16
Surat Al-Ahzab
33:51
Jadi Allah
itu ‘Aliman: Mengetahui, tidak mungkin Jahilan
: Yang bodoh,
sebagaimana pembicaraan orang tentang jumlah pemuda dalam gua Kahfi, hanya
Allah yang tahu tentang jumlahnya.
17. Hayyan = Hidup
Hayyan berarti hidup. Allah Maha
hidup. Tidak mungkin bagi Allah Ta’ala untuk binasa. Dia selalu mengawasi
hamba-hambaNya, tidak pernah lengah ataupun tidur.
Surat 25 Al-Furqan ayat
58:
Watawakkal 'alal hai-yil-ladzii laa yamuutu wasabbih bihamdihi
wakafa bihi bidzunuubi 'ibaadihi khabiiran
"Dan bertawakallah
kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.
Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya," – (QS.25:58)
Jadi Allah itu Hayyan:
Hidup, mustahil Mayitan: Keadaan yang
mati, karena Allah itu Hidup (Kekal) Yang tidak mati.
18. Sami’an = Mendengar
Sami’an juga berarti mendengar.
Allah itu Maha pendengar. Tidak ada yang terlewatkan bagi Allah dan tidak ada
pula yang melampui pendengaranNya.
Surat 3
Ali Imran ayat 35 :
Idz qaalatiimraatu 'imraana rabbi innii nadzartu laka maa fii
bathnii muharraran fataqabbal minnii innaka antassamii'ul 'aliim(u)
"(Ingatlah), ketika
istri Imran berkata: 'Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau,
anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat (di Baitul
Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya, Engkaulah Yang
Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui'." – (QS.3:35)
Banyak
sekali penjelasan Allah dalam Al-Qur’an. Antara lain dalam surat :
Surat Al-Baqarah
2:137
Surat Al-Maidah
5:76
Surat Al-An’am
6:115
Surat Al-Anfal
8:61
Surat Yunus
10:65
Surat Yusuf
12:34
Surat Al-Isra’
17:1
Surat Al-Anbiya
21:4
Surat Asy-Syu’ara
26:220
Surat Al-Ankabut
29:60
Surat Ghafir
40:20, 56
Surat Fussilat
41:36
Surat Asy-Syura
42:11
Surat Ad-Dukhan
44:6
Jadi Allah
itu Sami’an: Mendengar, mustahil Ashamma: Tuli, karena tidak ada yang
terlewat dari pendengaran Allah.
19. Bashiran = Melihat
Bashiran juga berarti melihat. Penglihatan
Allah meliputi segala hal, baik yang diterlihat ataupun yang disembunyikan.
Surat 31 Luqman ayat 28 :
Maa khalqukum walaa ba' tsukum ilaa kanafsin waahidatin
innallaha samii'un bashiirun
"Tidaklah Allah
menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu, melainkan hanyalah
seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya, Allah
Maha Mendengar, lagi Maha Melihat." – (QS.31:28)
Banyak
sekali penjelasan Allah dalam Al-Qur’an. Antara lain dalam surat :
Surat Al-Baqarah
2:96, 110, 223, 237,265,
Surat Ali
Imran 3:15, 20, 156, 163
Surat An-Nisa’
4:58, 134
Surat Al-Maidah
5:71,
Surat Al-Anfal
8:39,72,
Surat Hud
11:112
Surat Al-Isra’
17:1, 17, 30,96,
Surat Thaha
20:35
Surat Al-Hajj
22:61, 75,
Surat Al-Furqan
26:20
Jadi Allah
itu Bashiiran: Melihat, mustahil A’maa: Keadaannya yang buta,
sebagaimana Allah menciptakan kemudian membangkitkan dari dalam kubur, Allah
Mahamendengar lagi Mahamelihat.
20. Mutakalliman = Berfirman atau
Berkata-kata
Sama halnya dengan kalam,
mutakalliman juga berarti Allah itu berfirman. Firman Allah terwujud dalam
kitab-kitab suci yang diturunkanNya lewat para nabi. Firman Allah begitu
sempurna dan tidak ada yang menandingi.
Surat 4 An-Nisa’ ayat164 :
Warusulaa qad qashashnaahum 'alaika min qablu warusulaa lam
naqshushhum 'alaika wakallamallahu muusa takliiman.
"Dan (Kami telah
mengutus) rasul-rasul, yang sungguh Kami kisahkan tentang mereka kepadamu
dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan, tentang mereka kepadamu. Dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." – (QS.An-Nisa’ 4:164)
Jadi Allah itu
Mutakaliman: Berbicara, mustahil Abkam:
Bisu, sebagaimana Allah berbicara kepada Nabi Musa dengan langsung.
Sifat
Jaiz bagi Allah:
Sifat jaiz adalah sifat yang mungkin bagi Allah untuk berbuat sesuatu
atau tidak berbuat sesuatu menurut
sekehendaknya.
Fi’kulli
mumkinin au tarkuhu, Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh atau tidak
ada yang melarang.
Klasifikasi Sifat Wajib 20
Sifat-sifat wajib bagi Allah yang
terdiri atas 20 sifat itu dikelompokkan menjadi 4 sebagai berikut:
1.Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Dzat
Allah. Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu wujûd.
2.Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat
sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak sesuai, atau sifat yang tidak layak
dengan kesempurnaan Dzat-Nya. Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu: qidâm,
baqâ’, mukhâlafatu lil hawâditsi, qiyâmuhu binafsihi, dan wahdâniyat.
3.Sifat Ma’ani, yaitu sifat- sifat abstrak yang wajib ada pada
Allah. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh yaitu: qudrat, irâdat,
‘ilmu, hayât, sama', bashar, kalam.
4.Sifat Ma’nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma’ani.
Sifat ma’nawiyah tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani
tentu ada sifat ma’nawiyah. Bila sifat ma'ani telah
didefinisikan sebagai sifat yang ada pada sesuatu yang disifati yang otomatis
menetapkan suatu hukum padanya, maka sifat ma'nawiyah merupakan hukum
tersebut. Artinya, sifat ma'nawiyah merupakan kondisi yang selalu
menetapi sifat ma'ani. Sifat 'ilm misalnya, pasti dzat yang bersifat
dengannya mempunyai kondisi berupa kaunuhu 'âliman (keberadannya sebagi
Dzat yang berilmu). Dengan demikian itu, sifat ma'nawiyyah juga ada
tujuh sebagaimana sifat ma'ani.
Sifat-Sifat
Mustahil bagi Allah:
01 Adam (bisa mati).
02 Huduth (bisa diperbaharui).
03 Fana’ (tidak kekal, bisa mati).
04 Muhamthalatuhu lilhawadith
(menyerupai akan makhluknya).
05 Qiyamuhu bighayrih (ada kerja
sama).
06 Ta’addud (Berbilang-bilang/banyak
/lebih dari satu).
07 ‘Ajz (lemah/tidak kuat).
08 Karahah (Terpaksa/bisa dipaksa).
09 Jahlun (Jahil/bodoh).
10 Maut (Mati/bisa mati).
11 Syaman (tuli).
12 ‘Umyu (buta).
13 Bukmu (bisu).
14 Kaunuhu ‘Ajizan (Keadaannya yang
lemah).
15 Kaunuhu Karihan (Keadaannya yang
terpaksa).
16 Kaunuhu Jahilan (Keadaannya yang
bodoh).
17 Kaunuhu Mayyitan (Keadaannya yang
mati).
18 Kaunuhu Asam (Keadaannya yang
tuli)
19 Kaunuhu A’ma (Keadaannya yang
buta).
20 Kaunuhu Abkam (Keadaannya yang
bisu).
Sifat
Jaiz bagi Allah:
Sifat jaiz adalah sifat yang mungkin bagi Allah untuk berbuat sesuatu
atau tidak berbuat sesuatu menurut
sekehendaknya.
Fi’kulli
mumkinin au tarkuhu, Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh atau tidak
ada yang melarang.
Demikianlah penjelasan tentang 20 sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an beserta artinya, 20 sifat-sifat mustahil bagi Allah dan Sifat Jaiz Allah.
Sifat-sifat Allah ini harus diterima
dengan iman, jangan terlalu banyak dibahas dan dipermasalahkan.
Karena sudah banyak yang mencoba
mempelajari dan menggali 20 sifat Allah ini, semuanya menjadi gila. Na’udzubillah
minzaliq.
Semoga dapat meningkatkan iman dan
taqwa, dan dapat bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala. Aamiin ya Rabbal
Alamin.
Wallahu ‘alam.
Wasalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Lihat Video berikut dengan link dibawah atau klik tampilan berikut :
Tidak ada komentar: