Header Ads

Breaking News
recent

MANUSIA ADALAH MAKHLUK DALAM BENTUK YANG SEBAIK-BAIKNYA

 MANUSIA ADALAH MAKHLUK DALAM BENTUK YANG SEBAIK-BAIKNYA
 
  

A’udzubillaahi-minasy-syaithaanir-rajiim.
Bismillaah-hirrahmaanir-rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Manusia adalah makhluk dalam bentuk yang sebaik-baiknya yang diciptakan Allah Subhanahu wata’ala dengan kedua tangan-Nya.
At-Tin 95:4
Laqad khalaqnaa-insaana fii ahsani taqwiim(in)
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-baiknya." – (QS.95:4)

Namun iblis merasa dialah yang paling sempurna, karena manusia (Adam), diciptakan dari tanah sedangkan Iblis diciptakan dari api.
Dari sinilah bermula perseteruan antara keturunan Adam dan keturunan Iblis yang berlanjut di dunia sampai hari kiamat.
Shad 38:75
Qaala yaa ibliisu maa mana'aka an tasjuda limaa khalaqtu biyadai-ya astakbarta am kunta minal 'aaliin(a)
"Allah berfirman: 'Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada, yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri, ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?'." – (QS.38:75)
Qaala anaa khairun minhu khalaqtanii min naarin wakhalaqtahu min thiinin
"Iblis berkata: 'Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah'." – (QS.38:76)

Allah Subhanhu wata’ala mengajarkan nama-nama benda seluruhnya yang tidak diajarkan kepada para malaikat. Ilmu itu sudah berkumpul ditampung didalam otak Nabi Adam, dan terus berlanjut kepada anak-cucunya.
Bisa dibayangkan, berapa banyak informasi yang dapat ditampung oleh otak manusia.
Al-Baqarah :31
Wa'allama aadamal asmaa-a kullahaa tsumma 'aradhahum 'alal malaa-ikati faqaala anbi-uunii biasmaa-i ha'ulaa-i in kuntum shaadiqiin(a)
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam, nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat, lalu berfirman: 'Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu, jika memang kamu orang yang benar!'." – (QS.2:31)

Diantara manusia, maka Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang terbaik, semua tindak tanduk, perkataan maupun perbuatannya, menjadi suri tauladan yang baik.
Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam banyak menyebut nama Allah dengan berzikir dan berharap pertemuan dengan Allah, dengan kedatangan hari kiamat.

Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam berbudi pekerti yang agung, dan menjadi rahmat bagi semesta alam seluruhnya.
Al-Ahzab 33:21
Laqad kaana lakum fii rasuulillahi uswatun hasanatun liman kaana yarjuullaha wal yauma-aakhira wadzakarallaha katsiiran
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu, suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (pertemuan dengan) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut (nama) Allah." – (QS.33:21)

Al-Qalam 68:4
Wa-innaka la'al khuluqin 'azhiimin
"Dan sesungguhnya, kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." – (QS.68:4)

Al-Maidah 5:15-16
Yaa ahlal kitaabi qad jaa-akum rasuulunaa yubai-yinu lakum katsiiran mimmaa kuntum tukhfuuna minal kitaabi waya'fuu 'an katsiirin qad jaa-akum minallahi nuurun wakitaabun mubiinun
"Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami (Muhammad), menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan." – (QS.5:15)
Yahdii bihillahu maniittaba'a ridhwaanahu subulassalaami wayukhrijuhum minazh-zhulumaati ilannuuri biidznihi wayahdiihim ila shiraathin mustaqiimin
"Dengan kitab itulah, Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya, ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita, kepada cahaya yang terang-benderang dengan seijin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." – (QS.5:16)

Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam berbudi pekerti yang agung, dan diutus bagi seluruh manusia dan jin, bahkan menjadi rahmat bagi semesta alam.
Al-Anbiya 21:107
Wamaa arsalnaaka ilaa rahmatal(n)-lil'aalamiin(a)
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." – (QS.21:107)

Al-Qashshas 28:86
Wamaa kunta tarjuu an yulqa ilaikal kitaabu ilaa rahmatan min rabbika falaa takuunanna zhahiiral(n)-lilkaafiriin(a)
"Dan kamu (Muhammad) tidak pernah mengharap, agar Al-Qur'an diturunkan kepadamu, tetapi ia diturunkan, karena suatu rahmat yang besar dari Rabb-mu, sebab itu janganlah kamu sekali-kali menjadi penolong bagi orang-orang kafir." – (QS.28:86)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “(Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) pernah diminta, “Wahai Rasûlullâh, do’akanlah kecelakaan/kebinasaan untuk kaum musyrikin !”Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya aku tidaklah di utus sebagai pelaknat, sesungguhnya aku di utus hanya sebagai rahmat.” [HR. Muslim, no. 2599]
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam adalah sosok manusia yang sangat berakhlak mulia. Terlebih sikap zuhudnya terhadap dunia. Padahal, andai Rasulullah meminta gunung emas pun, maka Allah akan beri. Tapi tidak dengan Rasulullah.
Rasulullah paham betul hakikat kehidupan dunia ini. Beliau tahu bahwa dunia ini hanyalah sebuah persinggahan singkat yang melenakan. Maka dari itu Rasulullah tidak pernah terjebak dengan tipu muslihat dunia.

Dari Khaitsamah, dikatakan kepada Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam, “Jika engkau mau, akan kami berikan perbendaharaan dunia dan kunci-kuncinya, sesuatu yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelummu, dan seorang pun setelahmu. Kami tidak akan mengurangi jatahmu di sisi Allah.”
Beliau Salallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Kumpulkan itu semua untukku di akhirat.”
Kemudian Allah Subhanahu wata’ala menurunkan ayat, dalam surat 25 Al-Furqan ayat 10:
Tabaarakal-ladzii in syaa-a ja'ala laka khairan min dzalika jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru wayaj'al laka qushuuran
"Maha Suci (Allah), yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu (Muhammad) yang lebih baik dari yang demikian (perbendaharaan, kebun, dsb), (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana." – (QS.25:10)

Manusia diciptakan tidak dengan main-main, dan akan kembali kepada Allah Subhanhu wata’ala. Dan akan diperhitungkan semua amal ibadahnya.
Manusia tetap harus diberi peringatan, agar menyembah Allah yang Maha Esa, Maha Pengampun, Maha Pemurah, Maha Penerima taubat.
Adz-Dzariyat 51:55-58
Wadzakkir fa-innadz-dzikra tanfa'ul mu'miniin(a)
Wamaa khalaqtul jinna wal-insa ilaa liya'buduun(i)
Maa uriidu minhum min rizqin wamaa uriidu an yuth'imuun(i)
Innallaha huwarrazzaaqu dzuul quu-watil matiin(u)
"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." – (QS.51:55)
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku." – (QS.51:56)
"Aku tidak menghendaki rejeki sedikitpun dari mereka, dan Aku tidak menghendaki, supaya memberi Aku makan (sesajen)." – (QS.51:57)
"Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rejeki Yang Mempunyai Kekuatan, lagi Sangat Kokoh." – (QS.51:58)

Al-Mu’minuun 23:115
Afahasibtum annamaa khalaqnaakum 'abatsan wa-annakum ilainaa laa turja'uun(a)
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu, secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami." – (QS.23:115)

Al Qiyaamah 75: 36-40
Ayahsabu-insaanu an yutraka sudan
Alam yaku nuthfatan min manii-yin yumn(a)
Tsumma kaana 'alaqatan fakhalaqa fasau-w(a)
Faja'ala minhuzzaujainidz-dzakara wal ants(a)
Alaisa dzalika biqaadirin 'ala an yuhyiyal maut(a)

"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-jawaban)." – (QS.75:36)
"Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)," – (QS.75:37)
"kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakan-nya," – (QS.75:38)
"lalu Allah menjadikan darinya sepasang: laki-laki dan perempuan." – (QS.75:39)
"Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?." – (QS.75:40)

Manusia yang tidak mau diberi peringatan, ibarat mempunyai hati tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, diberi mata tetapi tidak digunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, mempunyai telinga tetapi tidak digunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah, mereka itu ibarat binatang, bahkan lebih rendah lagi. Mereka akan menjadi isi neraka jahanam.

Al-A’raf 7:179
Walaqad dzara'naa lijahannama katsiiran minal jinni wal-insi lahum quluubun laa yafqahuuna bihaa walahum a'yunun laa yubshiruuna bihaa walahum aadzaanun laa yasma'uuna bihaa uula-ika kal an'aami bal hum adhallu uula-ika humul ghaafiluun(a)
"Dan sesungguhnya, Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam, kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata, (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga, (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." – (QS.7:179)

Demikian manusia diciptakan makhluk yang paling sempurna yang diciptakan, namun bisa menjadi seperti binatang bahkan lebih rendah lagi.
Semoga bermanfaat.
Wallahu’alam.
Jazakallah Khairan, Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. 
(Sebagai ganti ucapan terima kasih).
Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
 Klik Video berikut :



Jangan lupa Subcribe

Tidak ada komentar:

Empat Malaikat yang Menyertai Manusia.

Empat Malaikat yang Menyertai Manusia. A’udzubillaahi-minasy-syaithaanir-rajiim. Bismillaah-hirrahmaanir-rahiim. Assalamu’a...

Copyright © andre. Diberdayakan oleh Blogger.